Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) asal Jombang, Ema Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema bekerja sama dengan Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan-RI) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Hasil Tanaman Pangan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di Kabupaten Jombang di Hotel Fatma, Jombang, Senin (13/06).
Bimtek yang dibuka oleh Anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ema Umiyyatul Chusnah ini hadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Much Rony, Sub Koordinator Teknologi Pengolahan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Bubun Muhammad Hasbulloh, serta pemateri Bimtek, Chusnul Rofiah yang merupakan dosen STIE PGRI Dewantara Jombang. Bimtek juga dihadiri puluhan peserta dari KWT yang ada di Kabupaten Jombang.
Ema Umiyyatul Chusnah berharap, para peserta Bimtek dapat mengikuti materi yang disampaikan. “Pemateri yang dihadirkan sangat handal dan teruji, sangat bisa mencetak entrepreneur sehingga sangat rugi jika tidak bersungguh-sungguh,” kata Ning Ema.
Ning Ema berharap, ilmu atau materi yang didapatkan pada Bimtek ini bisa bermanfaat dan bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-sehari. “Pada Bimtek Pengolahan Hasil Tanaman Pangan kali ini juga diajarkan agar masyarakat bisa lebih berinovatif dalam mengolah hasil tanaman pangan. Contohnya tanaman jagung, tidak hanya dijadikan dadar jagung dan nasi jagung tapi melalui bimtek kali ini diajarkan bagaimana mengolah jagung menjadi olahan makanan yang lain seperti mengolah jagung menjadi dessert dan es krim jagung,” terangnya.
Ema Umiyyatul Chusnah yang akrab disapa dengan panggilan Ning Ema juga memberikan motivasi kepada para petani tanaman pangan dan pelaku UMKM, terutama milenial bahwa meningkatnya produk olahan akan lebih bagus apabila didukung adanya digital marketing.
Menurut Ning Ema potensi varietas pertanian di Kabupaten Jombang seperti padi, jagung, ubi dan sayur-mayur merupakan potensi yang sangat luar biasa. Namun kendala dari para petani lokal khususnya Kabupaten Jombang kini mengalami penurunan dalam menanam tanaman kedelai.
“Sementara kedelai di Indonesia datangnya memang dari impor sampai sekarang kedelai susah dicari dan harganya mahal. Sampai saat ini kami sedang berjuang bagaimana membuka lahan kembali untuk menanam kedelai yang menghasilkan kualitas kedelai lokal yang sama dengan impor serta kebutuhan pokok dari pembuatan tahu tempe bisa terpenuhi dan harganya bisa mencukupi,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Much Rony mengapresiasi atas terlaksananya Bimtek ini, karena mampu meningkatkan sumber daya masyarakat.
“Menjadi langkah awal, karena dari materi yang akan disampaikan nanti ada peningkatan kualitas pertanian, mulai dari pengolahan hingga penjualan dari hasil pengolahan pangan,” ucapnya.
Much Rony menambahkan, selain itu ada juga materi tentang segi pemasaran dengan memanfaatkan jejaring, digital marketing serta dalam penggunaan E-Commerce.
“Dalam materi nanti yang akan disampaikan juga ada tentang bagaimana memanfaatkan media sosial sebagai wadah dalam pemasaran,” kata Much Rony.
“Sehingga dapat memaksimalkan penjualan dan pemasaran hasil olahan tanaman pangan,” pungkasnya.