Baznas Kabupaten Jombang menggandeng dua perguruan tinggi swasta di Jombang guna menjalin kerja sama melalui Seminar Kewirausahaan & Seleksi Proposal Kewirausahaan BAZNAS yang dihadiri oleh beberapa peserta presentasi Chibda Ronggo B (Membuka Lapangan Pekerjaan Penduduk Sumbito), Andrianto (AIZZ Store), Nunik Siswahyu Ningsih (Kembang Pari), Nirohsean (Spesialis Jasa Desain Graphic, Branding, & Product Digital), Devi Puji Nurlailia (Cahaya Craft), dihadiri juga oleh Bapak & Ibu Dewan Juri Oleh Dr.Chusnul Rofiah, SE.,MM.,CIQaR (STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG), Hj. Linda Ratna Sari,SE,.M.Si. (Universitas Darul Ulum Jombang), Didin A. Sholahudin (BAZNA Kab.Jombang) Menjadi Inspairing Interpreneur untuk mewujudkan visi serupa yakni STIE PGRI Dewantara Jombang dan Undar Jombang yang dilaksanakan pada Rabu (14/12) di Islamic Center.
Ketua Baznas Kabupaten Jombang, Didin A. Sholahudin mengatakan dalam sambutannya peristiwa yang terjadi di akhir tahun 2022 setidaknya sudah dapat menggambarkan bagaimana keadaan ekonomi bangsa ini di 2023 mendatang. Jadi semuanya harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin baik yang menjadi kelebihan atau pun sebaliknya. Disikapi dengan bijaksana dan kematangan dalam melangkah.
“Tiga hal yang harus digaris bawahi yakni adanya bonus demografi, hancurnya start up yang sebelumnya heboh mampu menghasilkan banyak lapangan pekerjaan serta keuntungan, hingga resesi ekonomi. Kalau ketiganya dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin juga akan menggerus UMKM yang sedang merintis atau berjalan,” ungkap lelaki yang akrab disapa Gus Didin tersebut.
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus disikapi dengan ketersediaan pendidikan yang baik, partisipasi terbangun secara keseluruhan, dan tentunya mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat luas, imbuh Didin A. Sholahudin. Tengok saja start up yang sebelumnya digaungkan mampu menjawab permasalahan pengangguran terdidik di Indonesia akhirnya juga banyak yang bertumbangan. Baik mulai jasa pengiriman, belanja, transportasi, bahkan penyedia pembelajaran pun dengan terpaksa merumahkan banyak karyawannya.
Sementara resesi ekonomi merupakan keadaan ekonomi yang memburuk. Hal ini diakibatkan dari dunia perbankan seluruh dunia bersamaan menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi.
Ketua STIE PGRI Jombang, Dr. Abd. Rohim, SE., M.Si. pun menyadari gencarnya arus percepatan teknologi banyak memengaruhi dunia usaha. menegaskan, “Sudah banyak contohnya, macam bisnis seluler. Siapa yang menampik kejayaan Nokia dan Blackberry? Namun karena tak dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi sekarang ini, akhirnya lenyap perlahan.”
Jadi jangan heran, bila banyak pelaku UMKM yang sekarang ini sudah melesapkan diri dalam kecanggihan teknologi. Selain melakukan usahanya riil di lapangan, juga melalui balik layar telepon pintarnya juga menjalankan usahanya tersebut.
Sedangkan Wakil Rektor IV, Bidang Kerja Sama, Undar Jombang, Dr. Agus Raikhani, MW. mengatakan selama ini Undar Jombang juga telah banyak melakukan pendampingan terhadap UMKM baik bersifat kelompok atau mandiri. Diakui Agus Raikhani semua tidak serta merta bisa berhasil, tercapai 60% hingga 80% saja sudah bagus. Sebab banyak aspek yang memengaruhi keberhasilan dan kegagalan UMKM itu sendiri. Baik dari luar pelakunya bahkan dari dalam.
Menanggapi kejadian itu baik Abd. Rohim maupun Shinta Damayanti memiliki pemikiran serupa yakni tinggalkan saja mereka yang kolot. Dalam mengarungi usaha di samudra milenial harus memiliki pola pikir yang terbuka dan menjawab semua perubahan dengan pembaruan supaya dapat mengimbanginya. Bukannya tetap tegak dan terdiam saja di tempat yang sama.